AKU MERINDUKANMU


AKU MERINDUKANMU
Oleh : penyuka bau bensin

     Cerita ini berawal dari ke”kepo”anku terhadap satu aplikasi pencari jodoh kala itu, bukan Tan-Tan maupun Omi ataupun yang lainnya, namanya Tinder. Bukan tanpa sebab aku kepo, karena salah satu temanku memakai aplikasi itu setelah putus dari pacarnya, dan apa yang terjadi? Dalam waktu singkat dia dapat banyak gebetan dong, hemm akupun tertarik untuk ikut mencobanya. Mulailah dari menginstall apilkasi tersebut di ponselku, ku isi bio sesuai dengan keadaanku, memasang foto yang menarik pula. Tak lupa kusambungkan instagramku dalam aplikasi tersebut. Awalnya bingung cara pakainya gimana, setelah bertanya kepada sang guru akhirnya aku mengerti bahwa swipe kiri unlike swipe kanan like dan swipe atas adalah super like. Swipe swipe menjadi rutinitas di waktu senggang semester 3 waktu itu.

     Ternyata banyak juga mahasiswa menggunakan aplikasi “pencari jodoh” itu, bukan hanya mahasiswa, pengusaha, atlet, tentara, polisi, bahkan banyak pula bule. Gile gile, menang banyak nih dari aplikasi. Pengembaraanpun dimulai, mulai dari yang mengajak kenalan, nanya kuliah dimana, rumah mana, ya pertanyaan mendasar seperti itu dan tidak berujung temu. Hingga akhirnya aku menemukan salah satu pengguna aplikasi ini, mahasiswa semester 5 kala itu, di Universitas yang sama tapi Fakultas berbeda yaaa bisa dibilang Fakultas impianku kala menjadi mahasiswa baru. Kami kenalan, chat ngalor ngidul ga jelas tapi orangnya enak banget diajak ngobrol sudah nyamanlah hati dengan di doi. Chatpun beralih ke instagram, setiap hari dan waktu kami saling berbalas chat.

“Muncak yuk!” ajak dia kala itu
“Muncak kemana?” balasku
“Yang dekat saja, lagi pula kamu juga pemula kan? Andong saja yuk.”
“Oke, aku ijin dulu ya sama orangtuaku.”
Ku beranikan diri untuk meminta ijin ayah dan ibuku yang supeeeerr protektif itu, tidak usah ditanya aku sudah tau jawabnya. TIDAK. Kecewa, gagal muncak bareng sama dia.
“Aku gaboleh, gatau kenapa :( aku ikut aja ya, tanpa bilang mereka. Gimana?“ balasku dalam chat Instagram
“Gaboleh! Aku gak mau bawa kamu tanpa seijin orangtua. Bahaya!” cegahnya tegas terhadapku

     Oke tidak apa gagal muncak bareng sama dia, tapi chat tetap jalan dong ya hahaha. Tiap hari dia lontarkan gombal kekinian, belum tau apa maksudnya. Terus berlanjut, 1, 2 bulan terlewati masih nyaman chat lewat instagram hm tapi aku mulai bosan dan dia mulai paham, langsunglah dia meminta nomor WhatsAppku yang katanya aplikasi intensif untuk chat. Ku berikan saja tanpa pikir panjang. Kemudian dia minta untuk kami bertemu biar ngobrol lebih intens lagi katanya, bertanya alamat kosku di Wates waktu itu, namanya juga nyaman langsung saja ku shareloc dimana kosku. Perdebatan lewat chat pun dimulai, mau kemana setelah dia sampai dan bla bla bla GAK JADI KETEMU. Oke, ini PHP yang pertama kalinya. Gapapa pikirku, semoga dia tidak PHP untuk kedua bahkan kesekian kalinya. Chat kami mulai intens, telepon, videocall sampai subuh pun kami lalui bisa kau bayangkan pula ya, chat tanpa henti. Hati ini semakin terperosok dalam kata nyaman dan mencari jawaban dari pertanyaan “aku ini dianggap apa ya?” menerka-nerka dan berharap JADIAN.

     Ajakan kedua pun dimulai, mengajak nongkrong di kafe kota Wates, ku tawarkan salah satu kafe dan kami pun menyetujuinya bertemu disana. Satu dua jam tidak ada kabar, dan namnaya muncul dilayar ponsel setelah tiga jam lamanya.
“Maaf tadi ada acara mendadak, maaf banget kita belum bisa ketemu. Kenapa ya kalo sama kamu kita susah buat ketemu gini?” pesannya sembari melampirkan foto kegiatan yang dia ikuti. Hmm okelah tidak papa, toh bisa dilain hari tidak harus sekarang juga menemuinya. Kecewa, jelas tidak usah ditanya bahkan luar biasa ketika diri ini sudah berbenah diri dan memilih baju apa yang akan dipakai ketika menemuinya nanti. Ah sial, aku sudah terlanjur nyaman sejauh ini ternyata dan tanpa sadar ini sudah PHP yang kedua kalinya.
Cerita kami pun masih berlanjut tentunya, dia berpamitan untuk mendaki Gunung Lawu mungkin tidak bisa membalas chatku dalam beberapa waktu. Aku hanya berpesan jangan sampai kedinginan disana. Dia berjanji, setelah ke Lawu akan menemuiku. Aku pegang janjimu itu. Singkat waktu 3 hari selama perjalanan ke Lawu dia menceritakan pengalamannya itu lewat Telepon juga mengajak bertemu katanya rindu. Entah apa yang merasuki dirinya, bertemu saja belum pernah tapi dia sudah bilang rindu. Ahh hanya salah satu jurus jitu untuk menjatuhkan hatiku, baper kata kerennya.

     Aku mengiyakan untuk bertemu. Daaan kali ini dia tidak mengingkari janjinya, dia benar-benar datang menjemputku untuk berkeliling Kota Jogja. Malu-malu awalnya bertanya kabar dan pendapatku tentangnya. Apakah sesuai dengan apa yang aku ekspetasikan atau tidak, menurutku dia tidak menipu dalam foto terlihat seseorang yang sederhana dalam maya maupun nyata. Begitu pula dengan dia pendapat tentang diriku. Lanjuuuuttt, kami pun “berkencan” yaa aku sebut seperti itu, setelah sempat bingung akan kemana aku memutuskan untuk mengajaknya nonton film yang baru saja rilis.”Insidious: The Last Key” menjadi pilihanku menonton, ku akui horor salah satu genre film yang aku hindari tapi entah kenapa bersamanya aku merasa berani untuk menonton film ini. (mungkin ini salah satu modus yang digencarkan saat kencan hahahaha).

     Nonton film udah, kencan udah, tinggal mempertahankan kenyamanan aja nih ya, setelah bertemu chat pun masih lancar jaya tanpa hambatan sinyal ataupun orang kesekian hahaha. Mungkin dia ketagihan berkencan denganku hingga meminta temu lagi, tapi aku tidak mengabulkan permintaannya sempat hampir 3X aku menolak untuk bertemu. Bukan tanpa alasan, karena waktu itu aku sudah sibuk dengan berbagai macam kegiatan. Hingga akhirnya dia pelan-pelan menjauhiku, voicenotekupun hanya di read, sempat debat juga waktu itu. Ya sudahlah, memang aku yang salah waktu itu. Maafkan aku, ternyata sekarang aku merindukanmu. Mungkin ini salah satu kebiasaan burukku, aku jarang menghapus pesan dari orang yang aku anggap spesial. Ya, aku membaca chat kami dulu tadi malam hingga kerinduan merasuki hatiku. Ketawa-ketawa tidak jelas, ternyata benar pendapatnya waktu itu tentangku “Kamu tidak ada jaim-jaimnya ya” terbukti dari chat kami yang ku baca tadi malam.
     Untukmu, satu pesanku. Semangat Skripsian ya, sebentar lagi kamu akan jadi guru. Mungkin di lain waktu kita bisa bertemu kembali senyaman waktu itu. Terimakasih telah menjadi inspirasiku menulis cerpen ini. :))
AKU MERINDUKANMU AKU MERINDUKANMU Reviewed by HIMA PGSD KAMPUS WATES on Minggu, Januari 20, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar



Image Link [https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrL6cvoVYuq-zfNdhNa8dZztuGRi8M5lJ56D19m_jLXvJq9vT4dtXftukU6YJW6t35aKqlyckcrgJXOR_M13yXg5cqM9uXiOcCTaOblTUpvuS-yRoQdkrOxRsS4ZlFCIW8i2tzDK2sA1c/s1600/HIMA.png]

Author Name [HIMA PGSD UNY Kampus Wates]

Author Description [Organisasi yang memfasiitasi mahasiswa PGSD UNY Kampus Wates untuk mengembangkan softskill maupun hardskill-nya]



Facebook Username [#]

Twitter Username [pgsdwates]

GPlus Username [#]

Pinterest Username [#]

Instagram Username [pgsdwates]