Aku dan Sebuah Angan





Aku dan Sebuah Angan
Oleh : Febby ‘18

Salsabilla Aisyah Putri ya itulah namaku sering kali orang memanggilku dengan sapaan Billa , dilahirkan 18 tahun yang lalu tepatnya 11 Februari 2000. Udara pagi hari dan aroma kopi membangkitkan sebersit ingatan  3 tahun yang lalu dan aku akan berbagi pada kalian.

Hari ini adalah lembaran baru dimana aku mulai mengukir cerita baruku  dengan seragam putih abu-abu ku dimulai dari aku yang bersekolah di salah satu sekolah favorit di kotaku hal itu tentu sangat membanggakan aku yang berasal dari desa banyak sekali hal hal baru yang aku pelajari di sana mulai dari persaingan belajar yang sangat ketat hingga aku berpengalaman menjadi seorang penyiar radio waktu itu dengan tekad tinggi aku mendaftarkan untuk menjadi announcer butuh beberapa bulan untuk benar-benar mengudarakan suara secara on air mulai dari training dan berbagai pelatihan yang mengajarkan kesabaran untunglah ada sosok ibu yang selalu menguatkan dan mendukung setiap langkah yang aku ambil. 1 tahun berlalu tidak ada suatu kendala dalam proses aku belajar dan pernah suatu hari aku dan teman satu kelasku menuliskan mimpi kita disebuah secarik kertas yang kita tempel di depan loker dalam kelas,oh iya tentu saja aku sudah benar benar menjadi penyiar radio yang sudah sangat dipercaya oleh seniorku bahkan jam terbangku sudah sangat tinggi.

Minggu 17 januari 2016 adalah hari yang sangat menyenangkan pasalnya hari itu aku diberi kepercayaan untuk mengisi acara diradioku dengan bintang tamu artis ibu kota yah sekedar 30 menit mewawancarai mereka tapi bagiku itulah waktu emas bagiku untuk proses belajar dan menambah relasi dan yang pasti bisa tetap eksis di media sosial (he he he)  setelah selesai acara itu aku langsung buru buru pulang tak sabar hati ingin berbagi cerita dengan keluarga besar terlebih dengan budheku yang saat itu sedang sakit keras karena aku yakin beliau akan sangat merasa bangga dan bahagia melihat dan mendengar cerita keponakan kesayangannya dengan membawa jajanan kesukaan budheku aku bergegas pulang dengan motor kesayangan,aku tidak memberi kabar jika aku akan datang menemuinya toh juga hp aku mati sekitar 30 menit aku tiba di rumah budhe ku dari kejauhan sudah nampak beberapa sanak keluarga disana dan ramai juga, pikirku saat itu wah sangat kebetulan sekali karena aku ingin berbagi cerita dengan mereka namun baru saja aku turun dari motor tiba-tiba ada sebuah pengumuman dari speaker masjid bahwa ada orang yang meninggal dan nama yang disebut itu adalah budheku, aku bergegas lari menghampiri budheku yang sudah diam terbujur kaku sudah tidak mau mendengar ceritaku bahkan memandangku pun sudah enggan  cerita indah yang ingin aku sampaikan seketika hilang berganti tangisan dan rasa ketidakpercayaan bahwa orang yang selama ini mempunyai kedekatan batinku sudah tiada tapi aku yakin Allah punya rencana yang indah untuk keluarga kami hari demi hari terus berlalu aku tak ingin terus menerus larut dalam sebuah kesedihan aku ingin bangkit dan ingin mewujudkannya dalam dunia pendidikan . Waktu itu kelas 11 aku sudah memiliki mimpi untuk berkuliah di perguruan tinggi impian yaitu PKN STAN aku benar benar sudah mempersiapakan segalanya mulai dari membeli buku bukunya,mencari relasi kakak kelas yang berkuliah disana untuk mendapatkan berbagai informasi yang sangat akurat hingga sudah menata mimpi disana untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi ambisi ambisi dan ambisi yang sangat kuat waktu itu,waktu terus berjalan hingga pada saatnya  pembukaan perguruan tinggi sudah mulai dibuka pilihanku masih tetap sama di perguruan tinggi impian dalam satu tahun terakhir aku benar-benar bersungguh-sungguh untuk mewujudkan mimpiku menjadi seorang yang bergelut dalam bidang perpajakan mulai dari menghafal seluruh isi UUD 1945 memaksa diriku untuk mengerjakan soal bahasa inggris yang absurd bagi otakku,restu orang tua sudah aku dapatkan dan tidak lupa mendekatkan diri dengan Rabbku,selain ambisiku untuk berkuliah di bidang perpajakan,waktu itu aku juga berkesempatan mendaftarkan diri di PTN lewat jalur undangan  bidang komunikasi karena nilaiku yang lumayan tinggi dan juga tidak ada saingan dari SMA ku aku sangat percaya diri akan diterima di PTN ternama tersebut  sembari menunggu pengumuman PTN tersebut aku sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk ujian tulis masuk PTN  karena aku yakin aku akan diterima aku hanya mempersiapakan ujian masuk PKN STAN karena memang dua ujian tulis itu sangat berbeda antara PTN dan PKN STAN,setiap hari obrolan dalam keluargaku adalah bagaimana kehidupanku kelak ketika aku berkuliah disana,bagaimana ketika aku sudah lulus kuliah dan langsung bekerja dengan gaji yuang tinggi yang bisa kugunakan untuk membahagiakan kedua orang tuaku dan bla bla bla harapan dan mimpi kadang beda tipis dengan khayalan.

Hari itu sangat mendebarkan untukku 17 April 2018 karena pengumuman PTN jalur undangan sebentar lagi hingga menunggu hitungan jam saja, aku sudah berisap diri di serambi masjid untuk membuka pengumuman itu  karena aku akan langsung sujud syukur ketika aku diterima di PTN tersebut itulah rencanaku tidak sampai 1 menit tanpa loading hasilnya pun keluar seluruh badan yang sudah gemetar tiba tiba kaku dan terdiam ternyata aku tidak diterima di PTN favorit tersebut aku hanya bisa menangis tersedu sedu hal itu kulakukan karena perasaanyang sudah sangat optimis sebelumnya,namun aku tidak bersedih terlalu lama hal ini karena aku masih mengejar mimpi besarku untuk berkuliah di PKN STAN usaha doa terus kupanjatkan pada Allah Swt jalur tulis masuk PTN juga tetap kuikuti meskipun dengan sama sekali minim persiapan selang satu bulan pengumuman ujian tulis PTN namun karena pengumumannya itu bersamaan dengan ujian tulis PKN STAN aku memutuskan membuka sehari setelah ujian tulis tersebut dan benar saja sistem dari ujian tulis komputer  yang otomatis langsung bisa tahu apakah kita lolos atau tidak dan setelah melewati tiga kali proses ujian aku gagal di tahap terkahir dan hanya kurang tipis saja nilainya disitulah diperjalanan pulang aku sudah mengabari ayah dan ibuku bahwa aku tidak lolos ujian PKN STAN mengapa aku kabari terlebih dahulu karena aku takut mereka masih sangat berharap dan kecewa diperjalanan aku ingat bahwa aku belum membuka pengumuman ujian tulis dan aku mencoba diperjalanan namun berulang kali tidak bisa aku buka oleh karena itu aku meminta bantuan sahabatku untuk membukakan pengumuman dan bertubi tubi ternyata aku tidak lolos juga perasaaan kecewa sedih marah terhadap diri sendiri semua bercampur menjadi satu pada waktu itu aku ayah ibuk adik mas mbak dan bulikku berkumpul menjadi satu ikut merasakan kesedihanku bahkan kata yang selalu aku ucapkan untuk menenangkan diriku sendiri adalah “menangis adalah sesuatu hal yang mahal bagiku untuk menangisi hasil yang tidak aku perjuangkan seperti halnya ujian tulis PTN”.

Keesokan harinya aku tidak berhenti dalam kesedihan  yang sangat luar biasa menghampiriku karena mimpi terbesarku dengan ambisi yang luar biasa harus gagal ditengah jalan setelah semua usaha  yang sudah aku lakukan tapi ayahku selalu memberikan wejangan apapun yang terjadi dengan hasilmu jangan pernah berprasnagka buruk pada Allah pasti Allah punya rencana yang sangat luar biasa untuk hambanya dan aku mendaftarkan diri kembali disebuah PTN di Solo namun lagi dan lagi ada kendala sudah telat tanggal pendaftarannya memang kadang lucu sekali penuh dengan drama dan aku juga mendaftarkan diri di PTN di Yogyakarta aku sudah hafal dan bosan rasanya ketika membuka pengumuman tertuliskan kata “maaf” sore hari aku membuka pengumuman PTN Yogyakarta aku sudah panik karena tertulis bahwa aku tidak terdaftar sebagai perserta lagi dan lagi seperti drama saja hidupku ini hahahah namun ternyata aku hanya salah memasukkan kode pendaftaran dan benar saja sehabis shalat isya’ ku ulangi untuk membuka pengumuman tersebut dan seperti tidak percaya karena ada tulisan ‘lulus’ disitu aku masih sangat bingung untuk itu aku ulangi membaca pengumuman tersebut dan Alhamdulillah setelah penantian yang cukup panjang akhirnya aku diterima di prodi pendidikan sekolah dasar dengan universitas yang sangat kece dari situlah aku baru teringat saran ibuku yang waktu itu menyarankan untukku menjadi seorang guru saja dan waktu itu aku pun menjawab dengan ketusnya heheheh sungguh termakan omongan sendiri dan juga aku teringat sebuah mimpi yang waktu itu aku tuliskan di kertas yang aku tempel di depan loker untuk berkuliah di universitas yang sekarang ini menjadi tempatku belajar. Sungguh mimpiku sebenarnya sudah tercapai hanya saja terkadang banyak ambisi-ambisi yang menutupi rasa bersyukurku, dan berbagai proses yang aku jalani ini benar benar menempatkanku menjadi orang yang lebih bersyukur lagi banyak sekali pelajaran hidup yang seakan akan Allah ajarkan langsung kepada ku.

Jadi pada intinya memang sangat benar seberapa besar kita mengejar sesuatu yang bukan rejeki kita itu tidak akan menjadi milik kita dan sebaliknya Allah memberi jalan pada kita apa yang kita butuhkan bukan pada apa yang kita inginkan kata kata ini memang sudah sangat terdengar familiar dan biasa saja namun jika kata kata itu kita terapkan dalam kehidupan sehari hari dengan ikhlas insyAllah semua hal yang kita lakukan akan lebih terasa nyaman untuk dijalani.

Aku dan Sebuah Angan Aku dan Sebuah Angan Reviewed by HIMA PGSD KAMPUS WATES on Kamis, Desember 27, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar



Image Link [https://2.bp.blogspot.com/-70DYF-Z-kJQ/Wlc9sn-yudI/AAAAAAAABJE/owmQBtX5Oq4YogpY1VQxwBwFPgv6sQnsQCLcBGAs/s1600/HIMA.png]

Author Name [HIMA PGSD UNY Kampus Wates]

Author Description [Organisasi yang memfasiitasi mahasiswa PGSD UNY Kampus Wates untuk mengembangkan softskill maupun hardskill-nya]



Facebook Username [#]

Twitter Username [pgsdwates]

GPlus Username [#]

Pinterest Username [#]

Instagram Username [pgsdwates]